Bagaimana dengan kabar hatinya? Masih sehat?
Harus sehat, tetap sehat dan terus sehat.
Semua yang sudah terjadi, akan terjadi dan
belum terjadi bahkan Allah Yang Maha Tau, manusia yang hanya secuil daging yang
dibalut kulit bisa apa selain mengikuti skenario indah dari sang Sutradara.
“laki-laki yang baik untuk perempuan yang
baik” begitulah tertulis dari merdunya surat cinta di lembaran Kalam Sang
Ilahi. Apa yang terbayang?. Tentu ini adalah pembahasan masa depan, yang aku
dan kamu terbangun cinta sebab Allah yang mempertemukan dan menyatukan.
Sebentar lagi kamu berganti gelar. Yang tadinya
C.S.Kom, menjadi S.Kom (aamiin). Dan begitulah waktu berjalan dan bergulir. Akan
datang satu persatu lelaki yang mengatakan ingin meminang membangun istana
dalam bahtera rumah tangga. Awalnya aku tak percaya dengan ungkapan seorang
akhwat yang aku panggil Murobiah. Ungkapan yang terlontar ketika aku mencerikan
ada seorang lelaki yang ingin mengajak ta’aruf.
“terkadang mereka datang untuk menguji
keimanan”.
Ya..menguji keimanan. Tentu bukan main-main
untuk berta’aruf, ditambah untuk menggenapkan separuh agama. Aku mencari sosok
lelaki yang jika aku dengannya Allah dan Rasul terasa begitu dekat. Aku mencari
yang sekufu. Begitu ikhwah selalu berkata. Aku pun tak siap jika mendapatkan
yang tidak sekufu dalam jalan dakwah ini. Seperti apa berlayar dalam kapal yang
nahkoda dan penumpangnya berbeda arah tujuan?. Tak akan sampai tentunya. Jalan dakwah
ini panjang dan berliku, bagaimana jika ternyata pertemuan kita justru bukan
tersebab berada di jalur yang sama, jalur dakwah.
25 Maret 2017
Penguji keimanan itu bernama Ta’aruf
0 comments:
Posting Komentar